logo
ss

NEW TRAINING

Home /
,
Strategi Memelihara dan Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Memelihara dan mempertahankan loyalitas pelanggan merupakan hal yang penting bagi peningkatan transaksi penjualan dan kelangsungan bisnis. Kemampuan memelihara dan mempertahankan loyalitas pelanggan akan menghasilkan transaksi. Penjualan produk yang terus menerus dan berulang, terjalinnya hubungan baik dan interaksi yang inten dengan pelanggan, menjadikan pelanggan berani menolak tawaran pesaing, dan memunculkan kemauan pelanggan untuk Membantu memasarkan dan mempromosikan produk perusahaan.
Kesemuanya ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan, mengingat keberadaan pelanggan yang Loyal akan mengurangi biaya pemasaran dan promosi, serta terjadinya peningkatan transaksi penjualan. Wajar untuk disadari bahwa terpeliharanya pelanggan loyal merupakan tambang emas jangka panjang bagi perusahaan. Terlebih lagi, dari hasil statistik yang menunjukkan bahwa 80% keuntungan Bisnis berasal dari 20% konsumen dan pelanggan kita yang loyal. Untuk itu diperlukan strategi jitu guna memelihara Dan mempertahankan loyalitas pelanggan tersebut.
,
Transformasi Layanan Digital Banking 4.0
Gelombang Revolusi Industri 4.0 yang begitu cepat menghadirkan berbagai tantangan, terutama bagi ketenagakerjaan dan industri untuk mendongkrak perekonomian nasional di Indonesia. Era baru keterbukaan teknologi ini sulit untuk dicegah. Digitalisasi dapat menggeser peran konvensional di dalam pasar. Penggunaan robot dalam mendukung otonomisasi di ranah industri manufaktur dan jasa akan semakin tidak terelakkan. Perkembangan teknologi yang pesat cepat atau lambat akan berpengaruh pada permintaan tenaga kerja di masa depan. Permintaan tenaga kerja bergeser. Industri akan cenderung memilih tenaga kerja terampil menengah dan tinggi (middle and highly-skilled labor) ketimbang tenaga kerja kurang terampil (less-skilled labor) karena perannya dalam mengerjakan pekerjaan repetisi dapat digantikan dengan otonomisasi robot. Tantangan di bidang ketenagakerjaan bukan hanya bagi tenaga kerja yang baru, tetapi juga menyangkut peningkatan dan penguatan bagi tenaga kerja yang sudah ada saat ini. Infrastruktur digital membutuhkan tenaga kerja trampil, disamping penggunaan robot sebagai pendamping manusia.
,
Membangun Sistem Risk Assessment Dalam Penerapan Manajemen Resiko Bank
Semakin besar dan kompleks bisnis lembaga keuangan menjadikan semakin rentan terhadap kemungkinan menghadapi berbagai jenis risiko. Berbagai risiko seperti meningkatnya risiko kredit dengan tingginya NPL dan kredit fiktif serta berbagai kasus fraud yang semakin marak di tahun 2020. Di sisi lain kondisi perekonomian baik global maupun domestik mengharuskan sektor keuangan harus mampu mengelola berbagai risiko.
,
Preparation of Banking Marketing Strategic Plan
Industri perbankan menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai banyak nasabah. Itulah sebabnya industri ini tidak pernah luput dari strategi pemasaran dalam menawarkan produk baik dalam membuka rekening (tabungan) maupun menawarkan pinjaman (kredit). Perbankan juga harus dikelola secara profesional sehingga asabah bisa terpenuhi dalam pemasaran yang telah ditawarkan.
,
Prinsip Hukum Layanan Perbankan Elektronik dan Digital
Industri keuangan dan perbankan mestinya dapat menunjukkan kepada para pemangku kepentingan bahwa sebelum menyelenggarakan Layanan Perbankan Elektronik (LPE) dan/atau Layanan Perbankan Digital (LPD) kepada nasabahnya, bank telah memastikan sistem elektroniknya comply dengan rambu-rambu yang berlaku.
,
Regional Banking Transformation Leaders INFLUENCE OF LEADERSHIP STYLES OF BANKERS IN DECISION MAKING Strategy, Execution, and Best Practice
Bank Pembangunan Daerah (BPD) dirancang untuk menjadi agen pembangunan daerah dengan produk dan layanan yang berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja, kemiskinan, kesenjangan, literasi dan inklusi keuangan. Namun, para pemimpin pemerintah daerah (Pemda) sering mengintervensi operasional dan pengambilan keputusan di bank. Intervensi pimpinan pemerintah daerah sangat berpengaruh dan berdampak negatif terhadap pengelolaan BPD yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja bank.
,
Credit Scoring Implementation: Metode dan Identifikasi Dalam Menekan Kredit Macet
Melalui implementasi credit scoring, lembaga keuangan dan perbankan dapat mengidentifikasi debitur baru yang akan diakuisisi maupun debitur eksisting yang memerlukan penanganan lebih baik untuk selanjutnya dapat diterapkan action strategy yang diperlukan untuk tetap mendukung akuisisi kredit yang berkualitas, mencegah kerugian lebih lanjut, serta membantu menurunkan kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL).
,
Information Security Management in The Era of Digital Economy (Based on ISO 27001:2013)
Selain faktor Kerahasiaan (Confidentiality), informasi penting juga perlu dijaga dari sisi Integritas (Integrity) dan Ketersediaan (Accessability) yang dalam terminologi keamanan informasi sering disebut sebagai C-I-A Triad. Lantas, timbul pertanyaan apakah secara pribadi dan bagian dari korporasi segenap staf sudah mengupayakan perlindungan informasi sesuai dengan C-I-A Triad tersebut, seperti: Apakah seluruh informasi yang dimiliki (individu/institusi) boleh diakses oleh semua orang? Apakah sistim perangkat lunak dan perangkat keras sudah memadai dalam mengantisipasi keamanan informasi?
,
Workload Analysis in Digital Workplace: Mengoptimalkan Beban Kerja dan Produktifitas di Era Digital
Kunci daya saing perusahaan adalah tingkat produktivitas. Salah satu komponen produktivitas adalah biaya tenaga kerja. Pertanyaan yang sering timbul adalah berapa jumlah tenaga kerja optimal yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu target produksi/output?

Untuk menjawab masalah tersebut, jalan keluarnya adalah dengan mengukur beban kerja, menganalisa seberapa efisien suatu proses kerja, dan kemudian melakukan quick improvement sehingga diperoleh jumlah optimal tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu proses kerja. Aktivitas tersebut adalah esensi dari Workload Analysis atau Analisa Beban Kerja. Dari Analisa Beban Kerja ini selain menghasilkan nilai FTE (Full Time Equivalent), dapat diperoleh/ distandarisasi Manpower Productivity sebagai ukuran daya saing perusahaan.