logo

News

Beberapa Catatan Agar Bank Syariah Terus Tumbuh
02
Oct

Beberapa Catatan Agar Bank Syariah Terus Tumbuh

Jakarta – Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perijinan perbankan syariah, OJK Deden Firman Hendarsyah mengungkapkan, kinerja sebuah bank umum syariah (BUS) bisa bagus jika melakukan praktek sharing facility atau kerjasama pemanfaatan fasilitas milik induk usahanya.

Hal ini menjawab kekhawatiran industri, karena selama ini kinerja UUS bisa lebih baik ketimbang saat menjadi BUS.

Bila merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2018, pembiayaan UUS sendiri tumbuh 33,12% yoy menjadi Rp 97,13 triliun. Untuk dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 30,30% year on year menjadi Rp 95,08 triliun.

Sementara untuk BUS, pembiayaan hanya tumbuh 6,69% yoy menjadi Rp 190,58 triliun dan DPK tumbuh 14,83% yoy menjadi Rp 244,82 triliun.

“Jadi tidak perlu khawatir, Itu makanya sekarang mulai ada kebijakan sharing facility. Misalnya, boleh kok kantor cabang bank konvensional memberikan layanan syariah, namanya LSB, layanan syariah bank. Katakanlah kalo bank besar punya 100 cabang. Lalu dia bisa memanfaatkan kantor cabang induknya itu yang sudah diizinkan oleh OJK. Selain itu bisa sharing IT juga,” jelas Deden dalam Seminar Nasional “Perilaku Pasar Keuangan Syariah di Tengah Gejala Post Islamisme”, di Hotel Shangrila Jakarta, Rabu, 26 September 2018.

Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia No.11/10/PBI/2009 menyebutkan, UUS wajib dipisahkan (spin-off) dari bank umum konvensional (BUK) apabila nilai aset UUS telah mencapai 50% dari total nilai aset BUK induknya, atau paling lambat 15 tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah atau pada tahun 2023.

Saat ini kata Deden total masih ada 20 UUS, diantaranya 7 UUS bank umum swasta dan sisanya 13 itu BPD.

“Kan memang sudah amanat undang-undang dari 2008. Mungkin yang perlu kita pikirkan sekarang, kebijakannya adalah, kebijakan apa supaya nanti setelah spin off pun hasil spin off-nya itu tetep bisa berkembang,” jelasnya. (*)
News Beberapa Catatan Agar Bank Syariah Terus Tumbuh

Latest News

19
Oct
Kaum Milenial Mendominasi Pasar Modal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kaum milenial mulai marak masuk ke pasar modal. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi yang cepat dan tingginya antusias anak muda yang mulai memikirkan masa depan dengan berinvestasi.
READMORE
19
Oct
OJK: Gagal Bayar Jiwasraya Sudah Biasa
Asuransi Jiwasraya gagal bayar Rp802 miliar atas investasi yang jatuh tempo 10 Oktober 2018. Kesulitan likuiditas ini baru terungkap dari sepucuk surat yang ditujukan kepada bank-bank yang menjual produk JS Proteksi Plan dengan konsep bancassurance. Regulator melihat, tekanan likuiditas yang terjadi di Jiwasraya biasa terjadi, sehingga tak perlu dikhawatirkan.
READMORE
02
Oct
Utang Pemerintah Tembus Rp4.363 Triliun
Utang Pemerintah makin membengkak. Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim jumlah utang tersebut masih dalam batas aman. Kok bisa?
READMORE
02
Oct
BI Kembali Naikkan Suku Bunga 25 bps Menjadi 5,75%
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 26-27 September 2018 memutuskan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing 5,0 persen dan 6,5 persen yang berlaku efektif hari ini 27 September 2018.
READMORE
02
Oct
Beberapa Catatan Agar Bank Syariah Terus Tumbuh
pemisahan unit usaha syariah (UUS) bank dari induk usaha untuk menjadi sebuah bank umum syariah (BUS) memang harus dilakukan paling lambat hingga 2023.
READMORE
02
Oct
Go-Jek Datangkan Capital Inflow
Pemerintah memotivasi generasi milenial untuk mendirikan perusahaan rintisan (start up) dengan daya tarik kuat bagi investor seperti dicontohkan GO-JEK di Indonesia.
READMORE