logo

News

Kaum Milenial Mendominasi Pasar Modal
19
Oct

Kaum Milenial Mendominasi Pasar Modal

Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Sardjito mengatakan anak milenial saat ini boleh dibilang punya sikap loyalitas yang kurang. Hal tersebut bisa dilihat dari seringnya anak muda berpindah pindah kerja.

Dengan didukung teknologi yang semakin cepat dan mudahnya berinvestasi, membuat kaum milenial saat ini menyasar pasar modal sebagai wadah mencari penghasilan dan tabungan untuk masa depan.

“Sehingga tidak heran sekarang mulai banyak kaum milenial berinvestasi di pasar modal,” jelas Sardjito kepada Infobank, Kamis, 18 Oktober 2018.

Kedepan lanjut Sardjito, tantanganya bagaimana membuat kaum milenial ini benar-benar nyaman berinvestasi di pasar modal.

Karena seperti diketahui, kaum milenial sangat mengenal teknologi dan sering berinteraksi dengan media sosial. Dikhawatirkan, jika mereka (kaum milenial) melihat atau mengalami masalah di pasar modal, mereka akan hilang kepercayaan.

“Tantangannya, tinggal bagaimana regulator membuat mereka percaya bahwa investasi di pasar modal, aman dan nyaman. Khawatirnya jika ada pergejolakan, mereka kapok dan ramai-ramai keluar dari pasar modal. Karena mereka pasti akan menshare gejolak itu di media sosial,” jelasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), saat ini invetor di pasar modal didominasi laki-laki, sebanyak 59,35%.

Dari jumlah itu, untuk investor usia kurang dari 20 tahun sebesar 3,67% dan usia 21-30 tahun sebanyak 34,19% dan usia 31-40 tahun sebesar 25,11% dan usia 41-50 sebanyak 19,70%. Sisanya usia 51-79. (Sumber: Infobanknews.com)
News Kaum Milenial Mendominasi Pasar Modal

Latest News

19
Oct
Kaum Milenial Mendominasi Pasar Modal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kaum milenial mulai marak masuk ke pasar modal. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi yang cepat dan tingginya antusias anak muda yang mulai memikirkan masa depan dengan berinvestasi.
READMORE
19
Oct
OJK: Gagal Bayar Jiwasraya Sudah Biasa
Asuransi Jiwasraya gagal bayar Rp802 miliar atas investasi yang jatuh tempo 10 Oktober 2018. Kesulitan likuiditas ini baru terungkap dari sepucuk surat yang ditujukan kepada bank-bank yang menjual produk JS Proteksi Plan dengan konsep bancassurance. Regulator melihat, tekanan likuiditas yang terjadi di Jiwasraya biasa terjadi, sehingga tak perlu dikhawatirkan.
READMORE
02
Oct
Utang Pemerintah Tembus Rp4.363 Triliun
Utang Pemerintah makin membengkak. Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim jumlah utang tersebut masih dalam batas aman. Kok bisa?
READMORE
02
Oct
BI Kembali Naikkan Suku Bunga 25 bps Menjadi 5,75%
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 26-27 September 2018 memutuskan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing 5,0 persen dan 6,5 persen yang berlaku efektif hari ini 27 September 2018.
READMORE
02
Oct
Beberapa Catatan Agar Bank Syariah Terus Tumbuh
pemisahan unit usaha syariah (UUS) bank dari induk usaha untuk menjadi sebuah bank umum syariah (BUS) memang harus dilakukan paling lambat hingga 2023.
READMORE
02
Oct
Go-Jek Datangkan Capital Inflow
Pemerintah memotivasi generasi milenial untuk mendirikan perusahaan rintisan (start up) dengan daya tarik kuat bagi investor seperti dicontohkan GO-JEK di Indonesia.
READMORE