OJK Serukan Budaya Menabung Sejak Dini untuk Siapkan Generasi Emas 2045
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggaungkan budaya menabung sejak dini melalui rangkaian kegiatan Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025.
Gerakan ini melibatkan Kementerian/Lembaga, industri jasa keuangan, pemerintah daerah, hingga berbagai pemangku kepentingan agar lebih luas menjangkau masyarakat.
Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kebiasaan menabung sejak dini untuk mengantisipasi kebutuhan yang mendadak di masa depan.
“Adik-adik ini penting untuk menabung untuk mengurangi ketergantungan kepada orang tua. Jadi biasanya kalau mau minta uang untuk membeli sesuatu, tetapi kalau sudah punya menabung sebagian, nah itu punya independensi untuk membelanjakan tanpa perlu minta izin orang tua,” kata Airlangga, yang hadir dalam acara, Jumat, 23 Agustus 2025.
Senada, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan, menabung bukan hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga menjadi sumber pembiayaan pembangunan ekonomi nasional.
“Mulailah menabung sejak kecil, berapa pun jumlahnya. Tabungan masyarakat inilah yang menjadi sumber dana untuk membiayai perusahaan, lapangan kerja, dan pembangunan Indonesia. Dulu kami menabung melalui Tabungan Pelajar. Sekarang generasi muda bisa lebih mudah menabung dengan SimPel, tapi pesannya tetap sama: biasakan menabung sejak dini,” jelasnya
Siapkan Generasi Emas 2045
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menegaskan bahwa HIM juga bagian dari dukungan OJK terhadap program Asta Cita pemerintah dalam menyiapkan Generasi Emas 2045.
“Pelajar boleh membeli kebutuhan atau keinginan, asalkan dengan uang hasil menabung, bukan dari berutang. Hati-hati dengan pinjaman online ilegal dan budaya konsumtif hanya untuk gaya-gayaan, karena itu berbahaya bagi masa depan anak muda,” pesan Friderica.
Kegiatan HIM 2025 turut dihadiri kepala daerah penerima penghargaan, pimpinan, dan asosiasi industri jasa keuangan.
Melalui Program KEJAR (Simpanan Pelajar/SimPel dan Tabungan Anak), saat ini hampir 88 persen pelajar Indonesia atau 58,32 juta pelajar telah memiliki rekening tabungan, dengan total simpanan lebih dari Rp34 triliun.
Selama periode HIM 2025 (1 Juli–10 Agustus), tercatat 263.109 rekening pelajar baru berhasil dibuka dengan nominal tabungan Rp338,6 miliar.
Selain itu, sebanyak 4.283 kegiatan sosialisasi telah diselenggarakan, melibatkan 334.540 peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, hingga orang tua. Termasuk program Bank Goes to School yang sudah digelar lebih dari 120 ribu kali di 101 ribu sekolah di seluruh Indonesia.
Capaian ini menunjukkan komitmen bersama dalam memperluas akses keuangan sekaligus meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menabung untuk membangun kemandirian finansial pada masa depan. (*)