a a a a a a a a a a a a a a a a a
Infobank Institute
Infobank Institute
HomeNewsGalleryContact Us

News

Pertumbuhan Kredit Melambat ke 7 Persen di Juli 2025, Perbanas Ungkap Pemicunya

Pertumbuhan Kredit Melambat ke 7 Persen di Juli 2025, Perbanas Ungkap Pemicunya

Jakarta – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai pertumbuhan kredit perbankan yang hanya mencapai 7,03 persen pada Juli 2025 dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari kondisi industri perbankan hingga ekspansi pemerintah yang masih rendah.

Ketua Bidang Riset dan Kajian Ekonomi Perbanas, Aviliani menyebut, melambatnya pertumbuhan kredit dipicu karena perusahaan BUMN saat ini tidak menjadi penggerak utama perekonomian.

“Nah, kenapa kredit tumbuhnya 7 persen? Tadi salah satunya adalah mereka masih melihat satu, biasanya BUMN itu tidak menjadi penggerak utama daripada ekonomi, jadi tidak gede tapi dia penggerak. Kalau BUMN jalan, biasanya swasta itu jalan,” kata Aviliani dalam Kelas Jurnalis Perbanas 2025, dikutip Kamis, 21 Agustus 2025.

Menurut Aviliani, sejak dikelola oleh Danantara, pergerakan investasi di seluruh BUMN melambat. Hanya Garuda Indonesia yang memulai investasi besar dengan rencana membeli pesawat, namun dampaknya terhadap perekonomian belum signifikan.

Pemicu kedua berasal dari sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja, di mana permintaan kredit masih rendah dan cenderung menahan ekspansi. Aviliani menyebut sektor yang permintaan kreditnya meningkat hanya pada sektor tambang dan sektor alutista.

“Jadi itu menunjukkan bahwa sektor swastanya ini pergerakannya masih cukup lambat, hanya sektor tambang, kemudian sektor alutista. Kita harus menggerakkan di sektor-sektor tertentu,” jelasnya.

Belanja Pemerintah dan APBD Belum Dorong Pertumbuhan Maksimal

Aviliani menambahkan, pada semester II 2025, pemerintah fokus pada belanja APBN yang bisa menimbulkan multiplier effect. Misalnya, pemangkasan transfer ke daerah (TKD) mengakibatkan belanja APBD tidak terakselerasi sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah.

“Jadi saya melihatnya kalau kita mau tumbuh 5 persen itu ya, kita harus melihat lagi kontribusi dua APBN dan APBD untuk yang tepat sasaran agar memicu pertumbuhan konsumsi,” tambahnya.

Kaitan Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi

Chief Economist Perbanas, Dzulfian Syafrian, menambahkan, bisnis perbankan akan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi kencang, kredit meningkat, dan sebaliknya.

“Kalau kita bandingkan tahun lalu dengan sekarang, karena tahun lalu masih double digit, sekarang single digit, dan tadi 7 persen (kredit), berarti sebenarnya itu mencerminkan ekonomi minimal memang sedang penurunan dibandingkan tahun lalu,” ungkap Dzulfian.

Dengan pemangkasan BI Rate menjadi 5 persen, hal ini memberikan sinyal bahwa ekonomi tengah melemah. “Sinyal yang dikirim BI juga memang mengonfirmasi yang si kelemahan ekonomi itu, dari sisi penurunan kredit. Jadi, mau mendorong ekonomi biar naik lagi nih, dengan turun di 5 persen (BI Rate),” imbuhnya.

Perbanas juga memprediksi pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 8,7 persen plus-minus 1 persen, atau sekitar 7 persen pada batas bawah. Dzulfian menekankan, hal ini berkaitan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang kemungkinan di bawah 5 persen.

“Makanya yang sebelumnya kami percaya itu tumbuh di atas 5 persen (ekonomi), tahun ini kayaknya akan di bawah 5 persen. Makanya dia berkaitan antara pertumbuhan kredit yang dari double digit ke single digit, pertumbuhan ekonomi juga para ekonom memprediksinya di bawah 5 persen,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra
News Pertumbuhan Kredit Melambat ke 7 Persen di Juli 2025, Perbanas Ungkap Pemicunya
Latest News
Pertumbuhan Kredit Melambat ke 7 Persen di Juli 2025 Perbanas Ungkap Pemicunya
Read More
Kredit Perbankan Melambat Juli 2025 Hanya Tumbuh 703 Persen
Read More
Bos OJK Nilai Ketahanan Ekonomi RI Terjaga Baik Ini Buktinya
Read More